Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Resensi Novel: Girls in the Dark



Darkness of the Girls...


Karya Penulis Besar yang Besar

Akiyoshi Rikako adalah penulis kisah misteri asal Jepang dan sudah terkenal selayaknya Minato Kanae. Akiyoshi Rikako merupakan lulusan Fakultas Sastra Universitas Waseda dan mendapat gelar magister di Universitas Loloya Marymount, Los Angeles. Akiyoshi Rikako juga merupakan salah satu penulis produktif dan cerpennya ‘Yuki no Hana’ telah mendapatkan penghargaan Sastra Yahoo! JAPAN yang ketiga pada tahun 2008.    

Ankoku Joshi sendiri terbit pertama kali di Indonesia pada tahun 2014 dan telah mengalami perubahan kover. Novel ini bercerita tentang Shiraishi Itsumi, seorang gadis SMA yang anggun bak dewi dan dipuja-puji oleh semua orang yang melihatnya. Namun naas, dia harus mengakhiri hidupnya dengan penuh misteri. Bunuh diri atau dibunuh? Siapa yang tega membunuh sosok dewi sekaligus ketua klub sastra SMA Katolik Santa Maria itu? 

Para anggota klub sastra pun melakukan pertemuan di ruang klub pada suatu malam pasca kematiannya untuk berkumpul sembari menyibak misteri kematian Itsumi. Setiap anggota memiliki pandangan tersendiri dalam kasus itu dan mereka tidak tahu kalau ada hal-hal yang tersembunyi di antara mereka pada malam yang panjang lagi mencekam.  

 Novel ini telah diangkat ke layar lebar dengan judul sama pada tahun 2017 (dan nama Iitoyo Marie serta Tamashiro Tina juga berperan di drama ini. Entah kenapa, dua artis tersebut sering muncul di beberapa drama yang pernah saya tonton dan paling saya ketahui selain Takeda Rena, meski Ankoku Joshi ini belum coba nonton:v)

Bunuh Diri dan Misteri yang Menyelubungi

Dalam novel ini, Akiyoshi Rikako menyajikan misteri dari sebuah tragedi yang sudah menjadi kelaziman di Jepang, yaitu bunuh diri. Bunuh diri di sana pun bisa dilakukan oleh berbagai kalangan, terutama pada kalangan produktif. Mulai dari pelajar hingga pekerja dengan berbagai pangkal permasalahan, dan yang diangkat di sini adalah pertemanan, persahabatan, dan romansa. Keretakan kecil dalam hubungan para tokoh membuat gejolak yang luar biasa bahkan bisa merembet ke mana-mana.

Bunuh diri atau pembunuhan menjadi tema yang membutuhkan perhatian ekstra, baik dalam sebuah karya fiksi maupun realitas untuk menanggapinya. Tema ini akan menimbulkan pertanyaan yang seakan otomatis tebersit dalam pikiran siapapun dan ingin menyibak misteri dari apa yang telah terjadi. Penyampaian dalam novel ini sebenarnya sederhana dan mudah diikuti, namun mungkin sedikit membosankan karena berpola sama di setiap bab, mirip dengan cara Minato Kanae. Walaupun demikian, pikiran akan segera teralihkan dengan pola itu dan lebih memikirkan misteri yang ada.

Perbedaan Sudut Pandang

Setiap tokoh di sini akan mendapat jatah sebagai tokoh utama di setiap bab dan berpusat pada kehidupan mereka, dari latar belakang, pertemuan awal dengan sang tokoh sentral, Shiraishi Itsumi hingga tanggapan mereka mengenai misteri di balik kematian Shiraishi Itsumi. Nitani Mirei, siswi kelas satu si penerima beasiswa; Kominami Akane, siswi kelas dua si ahli masak kudapan barat; Takaoka Shiyo, penulis berbakat; Koga Sonoko, siswi kelas tiga yang ingin menjadi dokter; Diana Detcheva, murid internasional asal Bulgaria; dan Sumikawa Sayuri, sahabat dekat Shiraishi Itsumi. Semuanya mengagumi Itsumi dan memiliki padangan sendiri mengenai apa sebenarnya yang telah terjadi.

Shiraishi Itsumi adalah gadis cantik jelita berwatak baik, murah senyum, dapat menghadapi setiap permasalahan dengan baik, dan Sumikawa Sayuri adalah gadis yang bertolakan denganya, tampak suram, namun dia juga adalah tangan kanan Itsumi. Itsumi pun dihormati karena dia adalah anak pengelola sekolah. Sumikawa Sayuri di sini memang tidak begitu ditonjolkan, namun perannya sebagai wakil klub sastra tidak bisa dipungkiri, seperti pengaturan kerja klub saat acara Paskah dan Pentakosta. Sebenarnya semua tokoh di sini memiliki sifat yang baik dan memiliki bakat masing-masing serta hubungan mereka tidak begitu dipenuhi ketegangan atau pertengkaran.

Karena mengambil latar klub sastra, tentunya ada banyak karya sastra dari para penulis legendaris Jepang maupun dunia yang disebutkan di sini. Selain itu, ada nama-nama merek atau perusahaan keramik kelas atas, dan kudapan yang kebanyakan dari Prancis untuk menampakkan sisi glamor klub sastra dan SMA Santa Maria. Serta penggambaran kondisi dan budaya Bulgaria yang mungkin jarang didengar disajikan dengan baik. Kemudian, ada pula tradisi yang jarang dilakukan, yaitu yaminabe, salah satu jenis nabe yang ‘ekstrem’ karena mencampurkan bahan-bahan yang mungkin tidak wajar untuk dimasak sebagai nabe.

Anggota klub sastra menyukai dan mungkin sudah mulai jatuh cinta dengan sosok Itsumi. Namun bagi Itsumi, ada sosok yang telah merebut hatinya dan dari sinilah semua berawal. Kehadiran tipis Hojo-sensei yang merupakan guru sastra Jepang dan pembina klub sastra tidak akan diduga para pembaca. Setelah dibuat pusing dengan banyak teori yang bermunculan dari setiap naskah yang dibaca anggota, ada hal yang mengejutkan. Inilah salah satu ciri khas genre misteri, ada hal yang tak terduga sering muncul.

“Kalau ada di dalam kegelapan seperti ini, rasanya susah sekali membedakan antara kebenaran dan tipu muslihat. Rasanya seperti dikacaukan.” Itulah yang dikatakan Sumikawa Sayuri saat pertemuan klub pasca kematian Itsumi dan perkataannya adalah kebenaran

“Sangatlah penting bagi orang-orang yang mendalami sastra untuk tidak terlalu mengandalkan indra penglihatan.” Ini pun dikatakan Sumikawa Sayuri saat membuka acara rutin yaminabe yang secara tidak langsung bisa dikaitkan dengan apa yang terjadi. Kita perlu menggunakan indra lain untuk lebih mengenal dan mendalami segala sesuatu.

Sisi Gelapmu

Setiap perbuatan pasti akan mendapat balasan yang setimpal. Itulah salah satu pesan yang terkandung dalam novel ini. Seperti Shiraishi Itsumi dan tokoh lainnya yang ternyata memiliki sisi buruk dari apa yang mereka tampakkan. Novel ini pun menggambarkan bahwa tidak ada manusia yang luput dari kesalahan atau keburukan sekecil apapun, tidak ada manusia yang sempurna.

“Menggenggam rahasia seseorang, sama dengan menggenggam jiwanya.” Perkataan Shiraishi Itsumi yang membuat ngeri siapapun. Walau bisa memanipulasi orang demi keuntungan, cara itu sangatlah tidak baik dan bisa mendatangkan akibat yang tak disangka.

Tentu Ada Plot Twist

Saya sendiri pun cukup terkejut dengan akhirnya dan masih tidak bisa mengambil kesimpulan akhir dari keseluruhan cerita dalam sekali baca. Banyak hal yang mendebarkan saat semakin mendekati akhir. Saya pun agak risih dengan apa yang disajikan di bagian akhir, percintaan yang sebenarnya lebih terasa menjijikan, kalau saya boleh katakan. Mungkin juga karena saya merasa iri. Salah satu sifat yang pasti ada di setiap diri manusia dan itu pun menjadi sifat para tokoh yang tersibak dalam novel ini. Membaca novel ini membuat saya ingin menulis lagu bergenre metal yang bernuansa sama, meski hanya angan saja.

“Tidak hanya membaca saja, aku harus memikirkan ‘Apa premisnya?’, ‘Apa yang kau rasakan?’ dan mengumumkannya di depan banyak orang. Sungguh aku tidak bisa.” Kutipan dari Koga Sonoko dalam novel ini sepertinya cocok dengan saya yang memiliki kemampuan rendah di bidang apapun, termasuk sastra. Saya hanya mampu membaca dan menulis secara asal serta lemah dalam mengerti, memahami, dan mengingat.

Notable Quotes

[lihat kutipan]

    "Tanpa kemegahan, dengan kesedihan, ada kesepian, ada rasa, dan akhirnya layu dengan anggun. Elok, tapi tidak berlebihan, sesuatu yang biasa. Itulah kecantikan yang sebenarnya."
- Kominami Akane -

    "Bukankah kita diajari supaya kita memaafkan orang yang bersalah pada kita?" 
  "Kalau kesialan seseorang itu adalah madu yang manis, rahasia seseorang itu adalah rempah-rempah berkualitas tinggi, rahasia akan menjadikan kehidupan orang yang mengetahuinya menjadi harum dan memberikan rasa yang penuh cita rasa."
- Shiraishi Itsumi -

 "Tugas seorang penulis adalah menenun kata-kata dari ketiadaan satu per satu, membangun sebuah duni, meniupkan napas pada tokoh-tokoh di atas kertas, membuat mereka saling jatuh cinta, kehilangan harapan, dan meyesal."
Diana Detcheva -


Skor Akhir: 7.5 

Posting Komentar untuk "Resensi Novel: Girls in the Dark"