Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Resensi Novel The Traveling Cat Chronicles

Kisah perjalanan seekor kucing bersama "sang babu" nan dramatis, lumayan melankolis, dan agak membosankan.

Informasi dan Sinopsis

Arikawa Hiro menjadi salah satu penyumbang novel drama/slice of life Jepang yang diterbitkan oleh penerbit Haru selain Sumino Yoru. Dalam novel berjudul The Traveling Cat Chronicles ini, Arikawa-sensei mengisahkan jalinan antara seekor kucing jantan bernama Nana dan Miyawaki Satoru yang berkelana ke beberapa tempat untuk bersua kawan-kawannya guna menitipkan Nana. Berbagai kenangan pun mengalir lagi di antara mereka sebagai kisahnya. Nana pun menyadari bahwa Miyawaki Satoru menyembunyikan sesuatu darinya.

Ulasan

Dua Point of View

Kisah kucing tampaknya cukup banyak diambil oleh penulis Jepang, seperti Natsume Sōseki dan Sumino Yoru sendiri atau novel visual Nekopara yang lebih modern. Pola alur dalam empat bab utama dimulai dari masa sekarang, masa lalu, dan lembali ke masa sekarang atau simpelnya alur maju-mundur. Maka dari itu, peracikan kisah di sini terbilang cukup sederhana, berisi drama ringan, mengambil sudut pandang orang ketiga, dan memakai POV orang pertama lewat Nana. Penggunaan POV Nana selaku kucing pun cukup menarik karena sifat ala tsundere-nya dan memang khas kucing yang hidup sesuka hati mereka. 

Permasalahan Keluarga Para Tokoh 

Secara keseluruhan, para karakter manusia: Miyawaki Satoru, Sawada Kousuke, Yoshimine Daigo, Sugi Shuusuke, Sakita Chikako, dan Kashima Noriko diberikan permasalahan keluarga yang relevan dengan kehidupan nyata, terutama permasalahan keluarga di Jepang, seperti orang tua yang sibuk bekerja hingga enggannya orang sana dalam mengurus anak—menyangkut masalah depopulasi. Perkembangan karakter sendiri disajikan dengan baik, tapi garis besarnya adalah karena adanya komunikasi dan pemahaman Miyawaki terhadap gelagat tokoh lain. Penambahan unsur melankolis berupa kematian orang tersayang juga menjadi nilai plus dan cukup berpengaruh dalam novel ini. 

Variasi Gaya Teks dan Kekurangan 

Fon dan efek fon yang dipakai juga beragam untuk membedakan subyek dan obyek saat para tokoh berkomunikasi. Pemakaian gambar kucing dengan berbagai pose untuk pemisah paragraf juga menambah kesan imut. Namun, masih ada kekurangan, misalnya tidak ada spasi pemisah, tanda kurung khusus, dan beberapa tipo yang bisa membingungkan pembaca. 

Opini Penulis 

Pada akhirnya, pola repetitif dalam setiap kerangka bab novel The Traveling Cat Chronicles ini mudah ditebak, membuat saya merasa agak bosan karena para tokoh cuma bercengkrama dan flashback dengan pola mirip serta masih diulur-ulur hingga mencapai 360 halaman, tapi adegan nan melankolis lumayan membekas. Jadi, novel ini recommended buat kalian para pecinta kucing, suka novel Jepang, kisah drama berbau "bawang", dan slice of life.

SKOR: 7.5/10

Posting Komentar untuk "Resensi Novel The Traveling Cat Chronicles "