Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review Anime Kaminaki Sekai no Kamisama Katsudou: Anime Isekai Unik, tapi Amburadul

Mitama © Akashiro Aoi, Studio Palette
Tahun ini pun anime isekai masih bermunculan dan salah satu yang jadi perbincangan adalah Iseleve yang rampung Juni kemarin. Nah, dari sekian anime isekai yang tayang, ada nama KamiKatsu yang mengusung konsep berbeda dan saatnya me-review anime ini.

    [Spoiler Alert!]


Kisah Isekai Unik

KamiKatsu mengisahkan seorang pemuda bernama Urabe Yukito yang dibuang ke laut sebagai tumbal ritual kultus gak jelas yang dipimpin ayahnya sendiri. Karena putus asa dan tahu ia pasti mati, ia berharap kepada dewa supaya bisa reinkarnasi ke dunia lain tanpa konsep tuhan dan agama. Doa terakhirnya itu ternyata dikabulkan dan dimulailah kehidupan baru Yukito yang overpower di dunia tanpa tuhan dan agama …

Dunia baru Yukito aslinya bumi itu sendiri dan diperintah oleh kekaisaran yang modern dan sistematis, yang tentunya bisa ditebak bakal berperan jadi apa di sepanjang cerita.   

Karakter Yukito yang manipulatif karena telah diajari bapaknya tentu jadi nilai lebih di mata penonton. Dia juga tidak cabul—biasa, MC—seperti Aruaru, si deuteragonis dan Roy yang berperan sebagai orang dungu lagi cabul serta beberapa karakter lainnya. Namun, ada juga karakter yang tak terduga yang akan menambah serunya anime ini.

Oh, ya, anime ini mengangkat tema keagamaan yang out of the box sekaligus juga menyindir agama di realitas—menurut saya, seperti beragama cuma demi keuntungan pribadi dan kualitas dewa tergantung pada jumlah pengikut, yang kalau dipikir-pikir kocak juga. 

Penggarap Muda dan Para Seiyuu Gede

Kaminaki Sekai no Kamisama Katsudou atau KamiKatsu diadaptasi dari karya yang ditulis oleh Akashiro Aoi yang juga terlibat dalam pengerjaan Fuuka, Arad: Gyakuten no Wa, dan Arslan Senki bersama Hangetsuban Sonshou yang mengerjakan bagian ilustrasinya. Meskipun digarap studio muda, Studio Palette, anime ini berani menggandeng para seiyuu kelas atas, seperti Kana Hanazawa, Takashashi Rie, dan Yuuki Aoi. 

Eksekusi yang Kurang Mantap

Atar, salah satu Archon © Akashiro Aoi, Studio Palette
Meskipun menyajikan sedikit plot twist dan pergelutan melawan para Archon (semacam manusia setengah dewa) yang bakal menarik atensi wibu pecinta action, eksekusi oleh Inaba Yuki, director yang pertama kali berperan secara penuh, malah terkesan kacau dan kurang menegangkan, kecuali di bagian awal. Efek CGI pada rubah Chiruchiru dan monster (gaiju) serta adegan gambar live action yang sudah beredar di media sosial pastinya menjatuhkan keseriusan dan epiknya anime ini. 
Gambar live action © Akashiro Aoi, Studio Palette
Ada juga potongan-potongan adegan tidak jelas dan tidak berkaitan dengan alur yang sedang berjalan. Belum lagi penggunaan musik kayak idol sebagai metode penyelamatan di bagian akhir yang sangat absurd, kendati bila dilihat lagi juga termasuk sebuah parodi. Dan seperti yang telah disebutkan di atas, kalau sudah menunjukkan para karakter cabul, artinya anime ini juga mengandung ecchi dan fan service yang begitulah ...

Original soundtrack KamiKatsu hampir tidak terasa di telinga, sedangkan lagu opening yang dibawakan oleh Kurusu Rin termasuk lumayan, apalagi versi instrumentalnya. Saya pikir lagu OP dan ED dinyanyikan oleh artis yang sama karena suaranya mirip, tapi ternyata berbeda. Btw, scene yang ditampilkan di lagu OP dan ED terbilang unik karena menayangkan preview dan review setiap episode yang ditayangkan, alih-alih spoiler cerita secara keseluruhan.

Soal visual memang terasa ada yang kurang karena efek CGI dan adegan gambar live action. Penerapan censorship pun agak kocak karena ada yang pakai spidol hitam.

Gitu aja, ya … Bingung mau bilang apa lagi.

Jadi, KamiKatsu yang seharusnya mantap dan epik, apalagi menggandeng para staf dan seiyuu pro, eksekusinya malah absurd dan weleh-weleh.

Kaminaki Sekai no Kamisama Katsudou tersedia secara gratis dan legal di Bilibili.tv.


Skor Akhir: 6

Posting Komentar untuk "Review Anime Kaminaki Sekai no Kamisama Katsudou: Anime Isekai Unik, tapi Amburadul"