Review Anime Kenja no Deshi wa Nanoru Kenja: Asupan Gula dalam Gim Fantasi
![]() |
| Kenja no Deshi wa Nanoru Kenja © Ryuusen Horitsugu, Funimation |
[Spoiler Alert]
Dunia Gim Ala Bofuri
Dunia gim VR telah menjadi latar umum di samping Isekai dan Kenja no Deshi wa Nanoru Kenja (Kendeshi) adalah salah satunya. Gimnya di sini disebut Ark Earth Online, semacam gim VRMMO yang kalau diperhatikan, tidak mengenakan alat bantu selayaknya di Sword Art Online dan Bofuri, tapi mirip dengan Isekai Meikyuu de Harem wo.
Berdasarkan sinopsis LN, tokoh utama bernama Kagami memakai karakter Dunbalf, seorang pertapa sepuh yang merupakan satu dari sembilan elder Kerajaan Alcait yang dipimpin oleh Raja Solomon. Kerajaan tersebut merupakan kerajaan yang menaungi para penyihir setelah zaman kekacauan manusia. Setelah gencatan senjata, para monster sering bermunculan, lalu kesembilan kartu as Solomon itu tetiba menghilang. Tiga dekade kemudian, Dunbalf kembali ke Alcait setelah menyadari dirinya berubah menjadi sesosok gadis. Dia pun mengaku sebagai Mira, murid Dunbalf dan dititah untuk menemukan tujuh elder lainnya. Petualangan baru Mira alias Dunbalf pasca perkembangan Ark Earth Online pun dimulai ...
Desain Karakter yang Merata
![]() |
| Para karakter Kendeshi © Ryuusen Horitsugu, Funimation |
Dari awal pun, saya yakin tidak sedikit yang akan menduga bahwa karakter Dunbalf merujuk pada Gandalf dari serial Lord of the Rings. Kekuatan sihir yang hebat tidak jauh berbeda dari Maple di Bofuri, kendati termasuk tidak sampai overpower. Nah, Mira yang imut sangat jelas memcontoh Maple yang rilis dua tahun sebelumnya, meski tingkahnya tidak segila cewek itu. Selain itu, semua karakter perempuan dibuat cukup kawaii dan enak dipandang. Karakter cowok pun dipoles sebaik mungkin sebagai ikemen, seperti Solomon, Tact, dan Gareth(?) yang disuguhkan untuk penonton cewek. Ada juga karakter kucing yang menambah bumbu komedi dengan tingkahnya yang lucu—sesuai nama penggarapnya, Studio A-CAT.
Unsur gender bender sendiri belum pernah saya temui sebelumnya, kecuali dari bocoran Isekai Ojisan yang belum saya tonton. Namun, jika disimak lagi, Mira di sini adalah karakter gim yang tak sengaja dibuat dan tidak mengarah ke yuri. Potensi tersebut datang dari Fricka dan Luminaria yang menyukai sosok Mira, tapi Fricka lebih intens karena mendapat jatah main lebih banyak. Selain fan service berupa loli-shota dan karakter moe, komedi juga disajikan, dengan Fricka-Emera dan Gareth yang paling terasa. Sedangkan monster ber-CGI bakal menjadikan tayangan ini terasa kurang nyaman dan kehadiran monster ayam mungkin bisa bikin ngakak dan syok. Jadi, sudah jelas bahwa porsi CGI dalam anime ini lebih banyak ketimbang garapan Studio A-CAT setelahnya, Noumin Kanren.
Anime Fantasi yang Agak Santai
Secara keseluruhan, alur Kendeshi tergolong biasa dan agak lambat, tapi dengan itu juga rasa penasaran penonton yang bertahan hingga akhir jadi tergugah. Aksi-aksi pertarungan melawan monster CGI juga tidak begitu menegangkan kendati dibuat tidak singkat. Momen pecahnya langit dan langit merah mengingatkan saya pada hal serupa di anime Tate no Yuusha no Nariagari. Soundtrack bergenre symphonic/folk rock/metal ala Fairy Tail yang kadang diputar menjadikan momen-momen tersebut terasa epik.
Dengan demikian, komedi dan fan service ringan terasa benar-benar menjadi sajian utana anime ini; yang menjadi pengingat bahwa Kendeshi adalah anime ringan lagi agak santai, bukan fantasi aksi yang benar-benar serius. Siapa pun yang suka fantasi-komedi seperti Bofuri wajib coba anime yang satu ini.
Kenja no Deshi wa Nanoru Kenja bisa dinikmati di iQiYi, Bilibili.tv, Muse Asia, Muse Indonesia, dan juga tersedia dalam dub Indonesia yang sudah lumayan bagus, meski pengisi suaranya masih yang itu-itu saja. Jajaran pengisi suara versi bahasa Indonesia bisa dilihat di Kaori Nusantara. Salah satu momen kesukaan saya pada dub Indonesia ini adalah ketika Solomon membatin, “Buset, dah!”.
Skor Akhir: 7


Posting Komentar untuk "Review Anime Kenja no Deshi wa Nanoru Kenja: Asupan Gula dalam Gim Fantasi "