Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review Anime Shuumatsu no Harem: Anime Spesial '45

Shuumatsu no Harem © LINK, Studio Gokumi, AXsiZ
Anime yang benar-benar mengangkat topik depopulasi ...

    [Spoiler Alert]


Depopulasi dan Surga Dunia    

Katanya, harem itu surgawi. Bisa menikmati banyak wanita dalam satu waktu adalah puncak kenikmatan yang hakiki di dunia yang fana ini. Namun, Mizuhara Reito dalam anime Shuumatsu no Harem ini tidak demikian.

Dunia sedang kacau balau dan kekasihnya hilang. Waktu yang tidak tepat untuk memikirkan hasrat seksual yang dipaksakan orang lain. Tahun 2040 menjadi kiamat depopulasi nasional Jepang bahkan global. Virus MK (Male Killer) telah melenyapkan 99% pria di bumi dan hanya mereka yang tidur di tabung pembekuan yang selamat. Mereka ada lima orang dan semuanya mengidap sklerosis, kerusakan sel saraf.

Anime garapan Studio Gokumi bersama AXsiZ yang rilis pada Winter 2022 yang masih dibalut pandemi COVID-19 ini diangkat dari manga karya LINK dan Shono Kotaro dengan unsur ecchi berat karena berfokus pada pemulihan populasi. Kedua studio tersebut sering berduet dan besutan teranyar adalah Yumemiru Danshi wa Genjitsushugisha dan Jidou Hanbaiki. Secara umum, visual mereka tergolong bagus, meski kisah dan kualitas isi anime-animenya mungkin tidak begitu. Yang mendapat skor tertigggi di MAL adalah Yuuki Yuuna

Kyouji-Neneko (atas); Shouta-Karen (bawah)
Kehadiran dua pria lainnya di sini, yakni Hino Kyouji dan terlebih Doi Shouta, mendapatkan jatah main esek-esek yang lumayan. Kyouji sudah main sampai kalap untuk menggarap para wanita dan Shouta yang ragu di awal, pada akhirnya juga keranjingan. Sementara itu, Reito menjadi karakter paling based karena berperan sebagai MC dan ada banyak hal yang harus lebih diutamakannya. 

Para karakter wanita juga terbilang lengkap, mulai dari loli hingga wanita dewasa ada. Desain karakter jangan ditanya. Dada besar di sana-sini. Pastinya ini bakal sangat memuaskan bagi para penggemar, “man of doom culture”. Namun, penampakan harem Kyouji menjadi yang paling sedikit karena menjadi yang paling biasa.

Misteri dan Kontroversi

Tim Reito © LINK, Studio Gokumi, AXsiZ 
Akibat virus MK menyebar secara global, UN (United Nations (PBB)) diubah menjadi UW (United Women) dan seperti biasanya, Amerika menjadi pemegang kuasa dan turut andil dalam pengungkapan misteri di balik kemunculan virus MK yang juga sedang ditelusuri tim Reito. Di sinilah pihak Amerika yang dipimpin oleh Mansfield Chloe yang montok menjadi pemantik konflik puncak, yang kemudian diikuti oleh kemunculan kaum pemberontak ke permukaan.

Kisah selingan flashback kekasih Reito, Elisa, juga membantunya dalam menemukan jawaban di balik virus MK, sedangkan bagian Shouta yang agak pahit menjadi sajian drama untuk mengisi kekosongan. Sebenarnya bukan dia yang polahnya mencurigakan, melainkan asistennya, Kamiya Karen. Namun, mungkin karena membersamai, tampaknya bakal ada aksi lanjutan dari dua orang ini. sebab peran mereka lebih ditonjolkan ketimbang Kyouji.     

Yah, walaupun dikemas dalam sebelas episode dan tidak banyak adegan aksi menegangkan—kalau menegangkan burungmu, mungkin iya, anime ini memaparkan alur yang terbilang tidak tergesa-gesa dan mungkin juga sebaliknya bagi beberapa orang. Namun, tentunya beberapa potongan yang belum terjelaskan sengaja dibuat demi meningkatkan rasa penasaran penonton terhadap kelanjutannya. Dengan akhir yang menggantung dan meredanya konflik yang diiringi versi balada lagu heavy/speed metal/rock ala-ala distopia seperti Danganronpa 3 - Mirai-hen, anime ini patut mendapatkan eksekusi final untuk menuntaskan rasa penasaran dan tegang penonton. Manga-nya pun baru rampung bulan Mei lalu dan mungkin saja ada angin segar untuk kelanjutan animenya.

Terlepas dari unsur “bercocok tanam”, anime ini mengangkat tema medis yang bagus dan lumayan seru karena misteri kontroversial berpusat di Jepang, yang mengingatkan saya pada ulah negara itu semasa PD II. Shuumatsu no Harem juga seakan-akan menjadi perayaan seabad tragedi pengeboman Nagasaki dan Hiroshima yang telah diangkat lewat Hotaru no Haka. Bukannya memperbaiki regulasi, terkhusus pada konten pornografi, ketenagakerjaan, dan kesehatan psikis, eh, malah buat kontroversi baru dan kena batunya lagi:v

Dengan demikian, anime ini pastinya cocok buat para pecinta ecchi dan hentai, meski cuma begitu-begitu terus penampakannya. Ini juga jadi anime ecchi yang memiliki cerita yang lumayan di mata saya setelah Kaifuku Jutsushi no Yarinaoshi, tapi saya tidak yakin akan me-rewatch-nya.

Shuumatsu no Harem bisa ditonton di Crunchyroll, Bilibili.tv, dan Sushiroll.

Skor Akhir: 6.5

Posting Komentar untuk "Review Anime Shuumatsu no Harem: Anime Spesial '45"