Review Dorama Blue, Painful, and Brittle
![]() |
Blue, Painful, and Brittle © Sumino Yoru, Toho |
Sinopsis
Tidak terlalu dekat dan tidak melawan pendapat orang lain adalah tema hidup Tabata Kaede (Ryo Yoshizawa). Sebagai mahaasiswa, ia ingin menjalani kehidupan kampus yang biasa dan minim terlibat dengan orang lain. Namun, sosoknya tertangkap oleh Akiyoshi Hisano (Hana Sugisaki) yang idealis, penuh semangat, dan direndahkan saat di kelasnya. Hal itu pun mengubah warna hidup Tabata, apalagi setelah mereka membuat klub sendiri bernama Moai yang berambisi untuk mewujudkan perdamaian dunia. Sayangnya, Akiyoshi menghilang dan Moai telah melenceng dari apa yang mereka berdua inginkan. Akhirnya, pada tahun keempat studinya, Tabata ingin menghancurkan Moai yang itu dan membangunnya kembali.
Daftar Isi
Adaptasi Novel
Cerita ini diadaptasi dari novel karya Sumino Yoru bertitel sama yang diluncurkan kala pandemi COVID-19 menyebar, yakni Agustus 2020. Tidak lagi mengherankan bila tulisan Sumino berani diambil, mengingat I Want to Eat Your Pancreas tergolong sukses besar. Namun, drama berdurasi 118 menit ini tidak menyalin isi novel secara utuh atau meniru cara adaptasi sebelumnya. Perubahan ini bakal sangat terasa bagi mereka yang sudah membaca bukunya.
Contohnya, tidak ada sama sekali adegan di apotek yang aslinya mendapat jatah lumayan, yang artinnya juga memangkas penampakan Kawahara Risa (Mizuki Kayashima). Selain itu, Kawahara, yang walaupun tidak dijelaskan postur tubuhnya di novel, kesannya dalam film tampak sebagai gadis ringkih, tanpa mempresentasikan cewek berandalan seperti yang dijuluki Tabata. Sebagai gantinya, terdapat adegan mengunjungi sebuah sekolah terbuka yang memang terasa lebih cocok karena lebih banyak aktivitas, tidak hanya mengobrol melulu. Aksi Mizuki Nishiyama (Nana Mori) memberikan drama tambahan yang tidak sia-sia, meski mungkin ada yang menyayangkan dan kurang terima, kayak saya. Pengkoveran hilangnya Akiyoshi juga termasuk kurang mulus dan disibak terburu-buru karena, yah, visual.
Para Pemain Kawakan
![]() |
Tabata (Yoshizawa Ryo) dan Akiyoshi (Sugisaki Hana) |
Oh, ya, kedua pemeran utama, Yoshizawa Ryo dan Sugisaki Hana sudah pernah bermain bersama di live action Bleach (2018) dan secara keseluruhan—kecuali kekurangan pada Kawahara karena Kayashima Mizuki termasuk yang termuda dalam dunia peran, akting para pemain sudah bagus, walau ada beberapa ekspresi yang kurang natural, yang malah seperti sebagai ciri khas dan kekurangan para aktor-aktris Jepang.
Sinematografi yang Kurang Sempurna
Sinematografi pun tak bisa dinafikkan kemantapannya, kendati saturasi di bagian akhir, saat ada sorot mentari benar-benar parah. Kesan flashback yang dibuat biru gelap sebenarnya juga agak mengganggu. Bagian musik latar, sangat jelas emosional dan membuat saya betah menonton ulang ketimbang anime, meski tidak masuk favorit.
Dengan demikian, film Blue, Painful, and Brittle bisa menjadi visualisasi yang mempermudah penyampaian kandungan novelnya yang penuh kalimat belibet, walau ada beberapa perbedaan. Kisah yang tak terlalu dramatis, agak membosankan—jika cuma terfokus pada cerita, tapi cukup emosional ini sangat cocok untuk yang baperan dan yang lagi krisis identitas.
Film ini bisa ditonton di Netflix.
Skor Akhir: 7.5
Posting Komentar untuk "Review Dorama Blue, Painful, and Brittle"