Resensi Novel Memory of Glass
![]() |
© Akiyoshi Rikako, Penerbit Haru |
Sinopsis
Itulah secuil gambaran kisah pembunuhan Gouda Mikinari di rumah Kashihara Mayuko dalam novel karya Akiyoshi Rikako, Memory of Glass. Perempuan 41 tahun itu mengalami gangguan ingatan akibat kecelakaan 20 tahun silam dan mengaku telah membunuhnya kemudian melaporkan dirinya sendiri ke polisi. Bisakah pihak kepolisian mengungkap kejadian tersebut dengan kesaksian tersangka yang lupa ingatan?
Formula yang Bikin Gila
Dalam novel terbitan tahun 2019 ini, Akiyoshi Rikako kembali lagi memakai repetisi yang mirip dengan Girls in the Dark dan dua karya Minato Kanae, Confessions dan Penance, yang juga diterbitkan oleh Penerbit Haru. Kali ini, beliau tidak menggunakan sudut pandang tokoh, tetapi ingatan sementara Mayuko. Penulisannya pun dibuat cukup hati-hati sehingga kesan repetitif tak begitu membuat jengkel bagi pembaca yang baru mengenal karya beliau, tapi yang sudah, mungkin sebaliknya.
Hubungan Keluarga yang Relevan
Selain itu, penggunaan kisah kehidupan Kiritani Yuka selaku detektif sebagai sudut pandang tokoh lain yang berbeda menjadi bumbu dan selingan menarik bagi pembaca karena tema hubungan keluarga yang sangat relevan. Kemiripan antara alzheimer Ibu Yuka dan gangguan fungsi eksekutif otak Mayuko membentuk perkembangan karakter Yuka. Nomura sebagai juniornya pun ikut andil. Perbedaan kegigihan Mitsuharu dan Yuka juga menjadi gambaran ketegaran orang yang relatif, berbeda-beda, dan fluktuatif.
Hal tersebut mempengaruhi performanya saat bertugas; dan Akiyoshi Rikako dalam Memory of Glass ini seakan menyampaikan bahwa kepolisian Jepang pun tak selalu bekerja optimal, adakalanya tidak mau belibet.
Plot twist yang Pas
Sebagai novel psikologis-misteri, pastinya ada plot twist yang memancing spekulasi para pembaca terhadap siapa yang sebenarnya telah membunuh Gouda. Kemunculan Mitsuharu sebagai suami Mayuko seakan-akan dipasang untuk menyedot perhatian dan meyakinkan, tapi sosok Yonemori Hisae juga perlu diamati perangainya; menjadikannya ciri umum genre misteri dan jelas disajikan di novel ini.
Ulasan Penulis
Bagi saya, kisah di sini membosankan pada bagian sudut pandang Mayuko, tapi karena rasa penasaran, saya bisa menyelesaikannya cukup cepat. Layout tulisan di bagian awal pun tampak miring dan ada beberapa tipo, meski tak begitu menganggu.
Maka dari itu, Memory of Glass sangat recommended buat kalian pecinta misteri kayak Agatha Christie, Sherlock Holmes, dan lainnya.
Notable Quotes
[lihat kutipan]
"Mengapa aku menghitung perawatan Ibu dengan uang, ya? Mengapa aku memaksakan diri untuk menilai ini dengan harta? Mengapa aku ingin mendapatkan keuntungan?""Tidak ada perawatan yang tidak selesai."
(Kiritani Yuka)
"Orang yang tidak memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab adalah mereka yang tidak bisa membedakan baik dan buruk."
(Jaksa)
"Kehadiran seseorang itu malah semakin terasa ya saat mereka sudah meninggal.""Kesedihan keluarga korban pembunuhan itu selamanya tidak bisa hilang. Penghiburan atas kesedihan itu hanya berlaku bagi mereka yang kehilangan seseorang karena dipanggil Yang Kuasa."
(Yonemori Hisae)
"Jadilah lebih objektif. Kalau tidak, kau akan kehilangan kebenaran dari kasus ini.""Detektif itu tidak boleh terbawa emosi."
(Kepala Kantor Yamaguchi)
"Karena itu bagi orangtua, tidak ada hal yang lebih membahagiakan daripada melihat anaknya bahagia."
(Nomura)
SKOR: 7.5/10
Posting Komentar untuk "Resensi Novel Memory of Glass "