Resensi Novel The Boy Who Bought Me Breakfast During the Whole Year
![]() |
© Ikumisa, Penerbit Haru |
Celoteh kocak nan ringan, perjuangan bersama, dan cinta dalam sarapan gratis. Sebuah konsistensi yang bisa ditebak lagi sedikit menjengkelkan.
Informasi dan Sinopsis
The Boy Who Bought Me Breakfast During the Whole Year menjadi salah satu judul panjang di luar manga dan novel ringan Jepang yang rilis pada tahun 2016 dan diterjemahkan oleh Penerbit Haru pada tahun 2019.
Ikumisa selaku author menuliskan kisah gadis SMA bernama Xiang Wei Xin yang menjadi teman baik Fang Qi Ran, cewek cantik nan tenar di sekolahnya. Suatu ketika, Fang Qi Ran dikejar oleh dua cowok kakak kelas dengan membelikannya sarapan. Karena dia mengabaikan keduanya dan jelas tidak mau memakannya, akhirnya Xiang Wei Xin yang rakus lagi selalu kelaparan terpaksa menjadi penolongnya. Hal itu terus berlanjut hingga setahun penuh. Kemudian rasa bersalah muncul di hati Xiang Wei Xin terhadap Kakak Kelas yang masih konsisten membelikan sarapan. Rasa lain pun ikut mencuat dan membuatnya jantungnya berdegup tak karuan.
Ulasan
Cukup unik bahwa ada kesamaan dalam karya ini dengan novel lain terbitan penerbit haru,
Summer Lemongrass yakni menonjolkan unsur zodiak para tokoh. Selain itu, tokoh utama juga sering membuat perumpamaan yang juga ada di novel tersebut, seolah hal itu sudah umum dipakai dalam novel Mandarin. Perbedaanya ialah komedi disini lebih khas ala manga Jepang yang mana kekonyolannya tampak luwes. Penjelasan mengenai perjuangan penulis dalam riset makanan untuk dituangkan ke dalam cerita juga lumayan informatif karena ternyata ada jenis penganan panekuk dan lainnya.
Para karakter sudah jelas lumayan pasaran, terutama Fang Qi Ran yang cantik, pintar, bak
malaikat nan sempurna dan Guan Hao Wei si Cowok Berandal, lalu Xiang Wei Xin yang bodoh dan tidak sensitif. Peran Tao Yu Quan menggambarkan tingginya kesetiaan pria terhadap perempuan yang dicintainya. Anggota klub gitar, seperti Bai Hua, Bai He, Zhang Yuan Shou, Xiao Xian, dan A Kui menyumbang komedi, penyulut emosi Wei Xin, dan menjadi pengisi cerita kegiatan klub.
Konflik yang diangkat tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah, tetapi juga di keluarga
Xiang Wei Xin, meski tak begitu intens. Tokoh Xie Zi Yuan dan Ye Ke Ya pun ikut membentuk
perkembangan karakter utama dalam menghadapi masalah, kendati sifatnya tetap bebal sehingga kisah ini terasa terlalu bertele-tele. Karakter lainnya pun mendapat perkembangan yang cukup. Namun, dengan ukuran fon besar dan kata-kata mutiara yang banyak dilontarkan oleh para tokoh menjadikan novel The Boy Who Bought Me Breakfast During the Whole Year bisa dinikmati dengan cepat dan cukup bermakna.
Akhir kata, novel bertajuk panjang ini cocok untuk kalian pecinta romansa remaja, komedi anak sekolahan, dan cerita unik, terkhusus yang bertema makanan.
SKOR: 7/10
Posting Komentar untuk "Resensi Novel The Boy Who Bought Me Breakfast During the Whole Year "