Review Anime Temple: Megami no Café Terrace Server Kuil
![]() |
| © Yoshioka Kimitake |
Adik kedua "Gotoubun no Hanayome" dengan komedi dan ecchi yang lebih berat.
Info
Anime "Temple" adalah adaptasi web manga buatan Yoshioka Kimitake yang mengudara pada summer 2023 dan digarap oleh Studio Gekkou bersama Kodansha, KlockWorx, King Records, dan Crunchyroll.
Sinopsis
Sejak muda, Akemitsu Akagami diajarkan oleh ayahnya bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri. Namun di balik nasihat yang kelihatannya bijak itu terdapat kebenaran yang merusaknya—keturunan laki-laki Akagami terkenal sebagai playboy. Bertekad untuk membersihkan nama keluarganya, Akemitsu menjaga jarak dari perempuan sepanjang hidupnya dan merasa dilabeli sebagai orang gila wanita.
Dalam upaya terakhirnya untuk melepaskan diri dari hasrat itu, Akemitsu melakukan perjalanan ke sebuah kuil dengan harapan mendapatkan pelatihan Buddha. Namun, sambutan dari cewek yang telah membuatnya jatuh cinta malah bikin kacau. Setelah kegemparan mereda, ia jadi tahu bahwa kuil tersebut sebenarnya adalah kuil nan telah memeberi pinjaman pada ayahnya sebelum kabur. Demi melunasinya, Akemitsu berusaha sebaik mungkin untuk bekerja, menjaga dirinya dan tetap menjauh dari urusan asmara sementara dikelilingi oleh para cewek di kuil tersebut.
Review
Dari ilustrator "Grand Blue Dreaming" dan "Amagi Brilliant Park", "Temple" memakai ciri komedi yang sama berat dan mencampurnya dengan ecchi harem ala "Megami no Café Terrace" nan lebih intens. Akagami Akemitsu seperti penggabungan Fuutarou dan Souma (Shokugeki no Souma), sedangkan para heroine jelas dibuat seksi, kawaii, dan sifat masing-masing nan menunjang komedi. Pembedanya ialah adanya Kurage si bocil dan Biksuni Kiki. Coloring karakter sendiri termasuk tajam.
Latar tempat sangat out of the box sesuai judulnya, yakni kuil. Hal ini menjadi parodi anime harem dan seolah menistakan agama Buddha yang mengajarkan untuk menanggalkan nafsu duniawi (dukkha), termasuk minum-minum, pun dengan praktik sinkretisme yang ditampilkan.
Akemitsu sendiri seharusnya bisa lekas pindah dengan alasan apa pun alih-alih bertahan di kuil wanita. Namun, dirinya, ayahnya, dan karakter lainnya atau anime "Temple" ini sendiri malah seperti ikut berkontribusi dalam menyebarkan doktrin pornografi, meski salah satu tujuannya memang sebagai usaha kampanye peningkatan natalitas Jepang, tapi sayangnya dapat berpotensi memperparah sekuhara. Selain itu, anime ini jua menyindir masyarakat individualis Jepang.
Sementara itu, romance yang terbangun cukup terfokus pada beberapa karakter kayak "Gotoubun no Hanayome" dan sepertinya lebih mudah ditebak daripada "Megami no Café Terrace", tapi memang tidak boleh gegabah biar tak kecewa.
Pendapat Pengulas
Bagi saya, komedi yang disajikan malah lebih terasa mengesalkan dan alay ketimbang "Grand Blue Dreaming". Pertunjukan ecchi-nya jua tetap saja bikin sengsara, sebagus apa pun itu. Namun, untuk original motion soundtrack, lumayan mantap.
Akhir kata, "Temple" sangat recommended buat pecinta anime ecchi, harem, dan komedi.
SKOR: 6.5/10


Posting Komentar untuk "Review Anime Temple: Megami no Café Terrace Server Kuil"